Beranda > Business Tips > Siasat Menyiapkan Karir

Siasat Menyiapkan Karir

Menyiapkan karir

Penulis: Aditiawan Chandra.
Setiap orang ingin punya penghasilan yang mapan dan berkecukupan. Kehidupan yang berkecukupan telah menjadi dambaan kita semua.

Impian ini tentunya akan terselengara jika kita sudah memiliki “mesin penghasil uang”. Sebagian didapat dengan pemilihan bidang pekerjaan/bisnis yang tepat yang mampu menghasilkan pendapatan yang bagus dan prospektif. Jadi kita perlu mempersiapkan karir secara lebih baik dan matang.

Bagaimana kemudian cara menyiapkan diri agar perjalanan karir berjalan sesuai harapan?

Berikut beberapa kiat yang dapat saya berbagi pada teman-teman:

Miliki Impian yang Dahsyad
Hampir semua pimpinan organisasi dan pimpinan negara yang terkenal punya impian-impian yang dahsyad.

Masih ingat bagaimana Presiden Sukarno selalu menggaungkan perlunya bangsa Indonesia bekerja keras untuk mencapai tujuan “Masyarakat Indonesia yang Adil dan Makmur”. Dengan tekad ini masyarakat Indonesia bisa bersatu dan sepakat melakukan pembangunan secara berkelanjutan.

Kemudian Presiden John F. Kennedy punya Impian hebatnya untuk “Mengirim manusia menginjakkan kakinya di Bulan”. Impian ini berhasil menyatukan tekad teknokrat Amerika merekayasa dan mengirimkan pesawat Apollo ke bulan.

Dengan impian yang besar akan timbul semangat kuat untuk bekerja keras dan berusaha mencapai target-target antara — sebagai syarat meraih mimpi atau keinginan masa depan yang akan dituju.

Sebagai contoh, saya dahulu bekerja keras mendapatkan ijasah S1 sekaligus mengejar keterbelakangan penguasaan bahasa Inggris. Semua itu saya lakukan semata-mata karena saya ingin “Pergi Melihat Amerika Serikat Secara Gratis”. Dengan memilih FEUI sebagai jalur karir awal, saya punya kesempatan besar diterima di Universitas Amerika Serikat. Dan Alhamdulillah saya bisa pergi tinggal di Amerika Serikat selama 8 tahun, dengan pendanaan fellowship bersaing.

Kuasai Ketrampilan Terkini
Menurut temuan satu riset yang berlaku juga di Indonesia, ada sekitar 96% Pengelola Perguruan Tinggi meyakini bahwa lembaga pendidikan mereka punya kemampuan dalam menyiapkan mahasiswanya untuk siap bekerja. Tetapi anehnya hanya ada sekitar 11% Pimpinan Bisnis yang setuju bahwa lulusan Perguruan Tinggi memiliki ketrampilan dan kemampuan mengelola pekerjaan yang dituntut oleh perusahaan mereka.

Hal ini tidak aneh karena bidang pekerjaan yang ada di dunia nyata telah disesuaikan dengan kebutuhan organisasi perusahaan. Sementara kurikulum pengajaran di Perguruan tinggi tidak bisa dirubah dengan cepat. Apalagi sesering mungkin mengikuti pola perubahan permintaan dari penerima calon pekerja lulusannya.

Menyikapi kondisi ini, saya sarankan Anda menutup kekurangan dengan menguasai ketrampilan terpakai sesuai dengan perubahan zaman. Persisnya kita perlu belajar secara mandiri mencari informasi paling terbaru dan mau berpikir mencari hal-hal yang kreatif.

Berpikir secara kreatif , mampu berkolaborasi dan berkomunikasi dengan baik merupakan syarat utama kita siap menjemput tantangan. Ketrampilan khusus yang unik bisa dipupuk antara lain dari jenis kegiatan sehari-hari yang merupakan passion/hobby Anda. Ketrampilan ini akan semakin terasah jika dikembangkan secara talenta. Upaya lain adalah memiliki kemahiran yang bisa ditonjolkan dan dikolaborasikan dengan pihak ketiga.

Kita perlu menguasai ketrampilan mengolah data digital, pengetahuan aplikasi software dan mengikuti perubahan teknologi digital.

Ikuti traning atau seminar dalam tehnik berkomunikasi, kemahiran berbahasa asing, penguasaan aspek leadership, membangun teamwork, memanaje data statistik dan data digital, branding melalui media sosial, serta tehnik2 terbaru sesuai bidangnya masing-masing.

Kuasai Pengetahuan Hard Skill Sesuai Bidangnya
Kemampuan hardskill yang mencakup wawasan pohon ilmu tertentu, akan memuluskan perjalanan karir Anda ke depan.

Namun saya tidak mengatakan bahwa Anda perlu memilih bidang pengetahuan yang sedang naik daun. Semua bidang pengetahuan tentunya mempunyai kelebihan dan manfaatnya masing-masing. Tinggal sejauh mana kita mampu menguasai dan mendalami pegetahuan tersebut. Kita harus mampu memutahirkan ilmu tersebut dengan aplikasinya di kondisi terkini.

Ambil contoh, pengetahuan tentang manajemen perusahaan bisa diperoleh dengan bekerja sebagai konsultan managemen. Disana Anda akan diasah untuk mampu memecahkan permasalahan bisnis, membuat keputusan yang rasional dan membina teamwork yang tangguh. Ketrampian inilah yang kemudian banyak mensupport perjalanan karir saya. Saya terlatih untuk memiliki budaya kerja yang kuat dan menjaga etika kerja yang professional.

Miliki Komitmen dan Semangat dalam bekerja
Mari kita amati bagaimana pemilik bisnis dan pejabat eksekutif papan atas bisa meraih posisi karir puncaknya. Hampir semua memiliki komitmen yang tinggi dalam menggeluti pekerjaan mereka sehari-hari. Mereka menjadi sosok pimpinan yang bisa memotivasi team kerjanya. Termasuk membangun etos kerja keras di organisasi. Mereka mampu menyelesaikan semua hambatan dan permasalahan kritis yang dihadapi.

Menurut pengalaman saya, sukses dalam meraih mimpi akan semakin mudah jika dibekali oleh komitmen yang kuat, disamping dukungan bakat, ketrampilan serta mau untuk bekerja keras . Dengan berkomitmen pada diri sendiri — kita berikrar menyatakan akan tetap fokus pada apa yang kita kerjakan. Kita mampu memilih kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas. Dalam hal ini, komitmen yang mengarah pada perubahan, biasanya lebih mempunyai daya dorong dan memberikan motivasi kuat dalam penyelesaian tugas-tugas sulit penuh rintangan.

“Tiada hasil yang bagus tanpa mau bekerja keras”.

Inilah motto budaya kerja dari saya pribadi. Mengapa Negara Jepang dan Jerman bisa maju negaranya dan stabil sepanjang masa? Hal ini disebabkan oleh cara bekerja mereka sehari-harinya. Mereka umumnya warga kelas dunia yang bertanggung jawab atas tugas yang dihadapi. Mereka gigih mengejar prestasi dan mempunyai rasa memiliki terhadap organisasi yang tinggi.

Kesimpulannya, segera buang semangat bermalas-malasan. Segera miliki prioritas pekerjaan, dan tetap konsisten membuat “daftar to do list”. Budaya kerja keras pantang menyerah, hendaknya menjadi motto dalam kita berkarya.

Berikut adalah contoh-contoh perbuatan yang perlu dibangun sebagai budaya kerja berprestasi demi meraih sukses:

  • Segera lakukan tindakan nyata, hindari slogan dan omong kosong.
  • Prioritaskan waktu Anda pada pekerjaan-perkerjaan utama.
  • Tidak lari dari prioritas pekerjaan jika Anda menghadapi kendala sulit.
  • Utamakan penyelesaian tugas-tugas yang mendukung pencapaian target.
  • Menepati janji, komitmen pada rencana kerja dan kesepakatan bersama.
  • Rela berkorban pada waktu dan sumber daya demi terlaksananya tujuan.

Junjung Tinggi Integritas dan Kejujuran
Kemanapun Anda berkolaborasi dengan mitra bisnis dan rekan sekerja, mereka menuntut Anda memberikan jaminan: mampu memegang janji, tidak melakukan penipuan, bisa dipercaya dan taat memenuhi kode etik yang disepakati. Anda tidak lari dari tanggung jawab. Benar istilah kerennya integritas dan kejujuran menjadi tuntutan dalam pekerjaan, dan menjadi faktor utama untuk lulus test seleksi saat masuk di organisasi.

Kira-kira apa saja kemudian tindakan yang bisa menjamin tegaknya integritas?

Saya katakan Integritas akan terbentuk jika kita mampu:

  • Mengerjakan pekerjaan dengan benar untuk kepentingan organisasi walaupun tak ada orang yang melihat.
  • Memperlakukan rekan sekerja dan bawahan dengan baik dan sejajar, dimana bawahan bukan budak suruhan dari atasan.
  • Mengatakan hal-hal yang paling benar walaupun sulit dilakukan dan tidak populer dimata rekan sejawat.
  • Menghindari perbuatan curang dan korup.
  • Bersekongkol menjatuhkan pihak lawan atau pihak ketiga.
  • Memojokkan dan mempermalukan seseorang karena kita kecewa atas perbuatannya.
  • Menjaga kerahasiaan organisasi dalam pertukaran data dan informasi.
  • Mengedepankan budi pekerti dan etika sopan santun berorganisasi.
  • Menjaga perbuatan dan perkataan yang tidak berbeda dalam kenyataan.
  • Tidak melakukan penghianatan pada rekan kerja, atasan dan organisasi.
  • Tidak mengatas namakan kepentingan pribadi dan kelompok.
  • Tidak bisa disuap oleh uang dan jabatan, dan tidak gentar atas hilangnya jabatan.

Sepanjang kita mampu membangun integritas dalam pekerjaan, dan bisa dipercaya oleh mitra kerja, semuanya akan mempermudah perjalanan karir Anda.

Bangunlah karakter Anda sebagai “sosok yang jujur dan tidak bisa disalah-gunakan”.

@Copyright by AditiawanChandra

  1. November 12, 2018 pukul 8:02 pm

    makasih banyak buat tips dan infonya, waa bisa jadi referensi untuk menyiapkan karir dimasa depan.

    Suka

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar